Total Tayangan Halaman

Kamis, 03 November 2011

TUGAS JURNAL DHE 1

MENYIKAT GIGI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENYINGKIRAN PLAK
Romauli Margareth
Peserta Program Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155

Abstract
Nowadays, oral hygiene is one of the most important things in our healthcare. It’s many of problems which often we meet in, for example is plaque. Plaque can cause other periodontal problem, like caries. We can clean and remove plaque with several ways, and one of those is with tooth brushing. The effectiveness of tooth brushing is dependent upon a number of factors, including the design of toothbrushes, the type of toothpaste used, and probably most important the method and frequency with which the person uses the brush. There are some methods or techniques in tooth brushing which known, and these are named by the direction of tooth brushing and the name of researcher who discover that technique.
Keywords: plaque, toothbrush, toothpaste, plaque improvement with tooth brushing

PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, kesehatan gigi dan mulut di beberapa negara berkembang telah mengalami peningkatan. Namun kesehatan gigi dan mulut masih merupakan tantangan masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditangulangi6.
Salah satu masalah yang kerap kali kali muncul ialah plak. Menurut drg. Boediharjo, Msc , plak adalah lapisan tipis, lunak, lekat, tidak berwarna, dan mengandung bakteri1. Plak ini selalu terbentuk pada permukaan gigi, meskipun gigi selalu dibersihkan. Plak merupakan penyebab utamanya terjadi karies dan penyakit periodontal.
Salah satu cara yang paling mudah dan dapat kita lakukan sendidri adalah menyikat gigi. Menyikat gigi adalah penyingkiran plak secara mekanis yang juga bertujuan untuk mencegah timbulnya plak3. Dalam menyikat gigi, kita harus memperhatikan sikat gigi dan pasta gigi yang kita gunakan.
Dengan menjaga kebersihan mulut dan gigi kita dengan menyikat gigi, kita dapat terhindar dari timbulnya plak yang dapat mengakibatkan penyakit periodontal lainnya seperti karies gigi.

PLAK
Plak atau debris adalah lapisan tipis,tidak berwarna, mengandung bakteri melekat pada permukaan gigi4. Plak merupakan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Plak ini tidak berwarna, oleh karena itutidak terlihat dengan jelas. Untuk melihatnya plak perlu diberi perwarna.
Plak selalu terbentuk dalam mulut dan akan membentuk asam. Asam terbentuk jika kita makan makanan yang mengandung gula, sehingga plak akan bergabung dengan gula dan merubah gula menjadi asam. Asam ini akan menyerang email gigi dalam waktu 20 menit setelah makanan tadi dimakan. Jika asam ini menyerang gigi berulang-ulang, maka email gigi akan rusak dan kemudian terjadi lubang pada gigi tersebut1,2.
Jika plak tidak dihilangkan secara cermat, maka plak akan mengalami pengapuran dan menjadi keras. Plak yang mengeras ini dapat dilihat dengan jelas oleh mata kita, dan biasnya dikenal dengan nama karang gigi1,8. Plak yang sudah mengeras ini tidak bias dihilangkan dengan menggunakan sikat gigi ataupun benang gigi. Untuk menghilangkan karang gigi dibutuhkan bantuan dokter gigidengan menggunakan alat khusus.
Jika karang gigi tidak dihilangkan, plak akan terbentuk terus di atas karang gigi an infeksi akan menyebar. Gusi akan terpisah dari gigi, membentuk ruangan yang dalam dan ditempati bakteri bahkan kadang-kadang nanah. Akhirnya penyakit ini menyerang dan menyerang dan merusak tulang. Jika sampai pada tahap ini penderita tidak mendapatkan perawatan, selanjutnnya gigi dapat tanggal sendiri tanpa pencabutan, meskipun dari luar gigi tampak sehat, tanpa karies1.

MENYIKAT GIGI
Menyikat gigi, sejauh ini merupakan salah satu komponen terpenting dalam kesehatan gigi dan mulut dan terletak dalam tingkatan teratas dalam penerimaannya oleh masyarakat. Bukan hanya menyangkut kesehatan di seputar mulut saja, lebih dari itu, dengan mencegah penyakit gigi ada penyakit lain yang bisa dicegah.
Di kota industri, 80-90% dari populasi penduduknya menyikat gigi mereka satu atau dua kali sehari6. Oleh karena itu, menyikat gigi dapat kita lakukan sehari-hari sebagai salah satu kontrol plak yang juga dapat berfungsi sebagai pencegahan terhadap penyakit periodontal8.
Dalam menyikat gigi, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan antara lain sikat gigi dan pasta gigi. Selain alat yang digunakan, juga mengenai teknik menyikat gigi yang benar perlu kita perhatikan agar efektivitasnya sebagai kontrol plak dapat maksimal. Juga waktu atau durasi, yaitu sebaiknya setiap setelah makan dan dengan durasi sekitar dua menit.
Di bawah ini akan diuraikan mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalm menyikat gigi.
A. Sikat Gigi
Asal mula sikat gigi untuk membersihkan gigi tidak diketahui. Manusia zaman dulu mengunyah ranting-ranting kayu yang beraroma untuk membersihkan gigi dan gusi serta menyegarkan nafas. Dari studi terdahuku diketahui bahwa orang Afrika mengunyah ranting kayu tidak hanya untuk mambersihkan gigi saja, tetapi juga mencegah timbulnya plak, karena ranting kayu yang dikunyahnya mengandung minyak antibakteri dan tanin. Orang Arab menggunakan sepotong kecil akar pohon arak yang disebut siwak (Salvadora persica) untuk membersihkan gigi mereka karena serabutnya mirip seperti bulu sikat gigi. Sampai sekarang, orang Arab masih menggunakan siwak dari jenis kayu beraroma3.
Pada masa modern sekarang ini, orang-orang pada umumnya sudah menggunakan sikat gigi. Jenis sikat gigi ada dua yaitu manual dan elektrik, namun ada juga sikat gigi khusus yang ditujukan pada orang-orang tertentu.
1. Sikat Gigi Manual
Terdiri atas kepala sikat (head), bulu sikat (bristle), dan gagang sikat (handle). Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau trapezium agar bisa disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Selain itu ujung bulu sikat ada yang lurus bergelombang, dan ada juga yang saling silang. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras (hard), sedang (medium), dan lunak (soft).
Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang dewasa harus berbeda dari sikat gigi anak-anak, baik ukuran kepala sikat yang lebih kecil maupun kekerasan bulu sikatnya. Sikat gigi dengan dengan bulu-bulu yang keras akan merusak gigi dan gusi7. Desain tangkai sikat gigi yang ada di pasaran umumnya lurus, namun belakangan ini sudah banyak dimodifikasi untuk mendapatkan pegangan sikat gigi yang lebih baik.
2. Sikat Gigi Elektrik (Powered Tootbrush)
Kebanyakan kepala sikat gigi elektrik lebih kecil dari sikat gigi manual dan biasanya dapat dibuka-buka untuk diganti3. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa sikat gigi elektrik lebih efektif dalam menyingkirkan plak. Sikat gigi elektrik juga menyebabkan lebih sedikit abrasi gigi dan restorasi5. Hal ini mungkin disebabkan karena penggunaan sikat gigi elektrik lebih mudah dan memudahkan bagi penggunanya yang belum mampu menyikat giginya secara manual, sehingga dapat menghemat waktu dan tidak memerlukan keterampilaan khusus untuk menggunakannya.
3. Sikat Gigi Khusus
Sikat gigi khusus biasanya ditujukan untuk pemakai pesawat ortodonti, perokok, pasien yang sulit bergerak,dan setelah bedah periodontal. Bagi pemakai pesawat otodonti, dianjurkan untuk memakai dua buah sikat gigi khusus, yaitu sikat gigi vertikal dan horizontal. Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan plak dan sisa kotoran yang menempel di sela-sela gigi dan kawat yang tidak bias dijangkau oleh sikat gigi biasa.
B. Pasta Gigi
Secara sederhana, pasta gigi diartikan sebagai campuran yang digunakan bersama sikat gigi untuk membersihkan gigi. Di pasaran pasta gigi tersedia dalam bentuk tepung, pasta atau gel dan semuanya dijul untuk kebutuhan kosmetik atau terapeutik3.
Di pasaran terdapat berbagai jenis pasta gigi yang digunakan oleh masyarakat, yaitu:
• Pasta gigi yang mengandung baking soda
• Pasta gigi terapeutik
• Pasta gigi profilaksis
• Pasta gigi antitartar
• Pasta gigi antihipersensitif
• Pasta gigi pemutih
• Pasta gigi tanpa fluor, dll.
Pasta gigi yang beredar merupakan perpaduan bahan alami dan ilmiah. Pemilihan pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam, dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami dan bahan ilmiah (kalsium dan fluor) sebagai perliundungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang9.
Pasta gigi yang baik digunakan dalam pencegahan plak adalah pasta gigi yang mengandung fluor. Fluor akan bereaksi dengan enamel, membuat enamel lebih tahan terhadap kerusakan. Fluor yang berada dalam pasta gigi ini akan mencegah kerusakan gigi jika dipakai secara teratur dan terus-menerus. Di Eropa, pasta gigi yang mengandung 1500 ppm dijual sebagai produk kosmetik, sedangkan fluor dengan konsentrasi yang lebih tinggi hanya tersedia sebagai produk yang harus diberikan untuk resep.
C. Teknik serta Durasi Menyikat Gigi
Banyak metode atau teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para ahli, dan kebanyakan metodenya dikenal dengan namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, dan Charters, atau disesuaikan dengan gerakannya.
Teknik penyikatan metode Bass dianjurkan untuk penyikatan gigi secara rutin sehari-harinya pada individu yang tidak memiliki kelainan periodontal serta dikonsentrasikan untuk membersihkan gigi pada daerah interproksiamaldan daerah sulkus gingival. Metode Stillman yang dimodifikasi dianjurkan untuk pembersihan pada daerah dengan resesi gingival yang parah disertai dengan tersingkapnya akar gusi. Metode Charter dianjurkan untuk penyikatan sementara pada daerah penyembuhan luka pasca perawatan bedah periodontaluntuk mendapat efek masase gingival.
Sedangkan berdasarkan gerakannya teknik menyikat gigi dikenal secara vertical, horizontal, rotary, vibratory, dan teknik up and down3. Namun demikian, teknik apapun yang digunakan, tujuan utama menyikat gigi adalah menyingkirkan plak dari permukaan gigi dan sulkus gingival, dengan kerusakan jaringan pendukung seminimal mungkin.
Selain itu juga yang perlu kita perhatikan adalah waktu atau durasi dalam menyikat gigi yang baik dan benar. Yaitu setiap sehabis makan serta dengan durasi kira-kira dua menit, walaupun rata-rata orang hanya menghabiskan waktu 46 detik untuk menyikat gigi dan hanya dua kali sehari.

PEMBAHASAN
Kebersihan gigi dan mulut perlu kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara efektif yang dapat berfungsi sebagai kontrol plak adalah dengan menyikat gigi. Kontrol plak maksudnya yaitu untuk mencegah dan menyingkirkan plak atau debris yang dapat terbentuk dengan sendirinya setiap hari. Dengan menyikat gigi sebagian besar plak dapat disingkirkan atau dibersihkan, oleh karena itu perlu kita perhatikan beberapa aspek yeng berperan dalam menyikat gigi.
Aspek-aspek yang perlu kita perhatikan yaitu alat dan bahan yang kita gunakan serta metode atau teknik menyikat gigi yang benar. Alat dan bahan yang kita gunakan yaitu sikat gigi dan pasta gigi. Sedangkan teknik menyikat gigi yaitu bagaimana prosedur atau cara kita menggunakan sikat gigi, seperti gerakan dan arah gerakannya.
Sikat gigi yang digunakan dalan menyikat gigi harus disesuaikan dengan keadaan gigi penggunanya. Orang dewasa dan anak-anak tidak sama dalam penggunaan sikat gigi karena struktur giginya berbeda. Setiap orang memiliki bentuk dan struktur gigi yang berbeda, serta kebiasaan atau keadaan yang berbeda juga. Namun pada umumnya, faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih sikat gigi adalah warna ; promosi melalui iklan maupun secara langsung oleh dokter gigi ; maupun harga atau nilai ekonomisnya.
Selain sikat gigi, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah pasta gigi. Pasta gigi yang digunakan juga harus disesuaikan dengan penggunanya. Oleh karena itu di pasaran kini telah beredar berbagai macam pasta gigi, ada pasta gigi untuk anak-anak, gigi sensitive, dan lain-lain. Dan pasta gigi yang baik dalam pencegahan dan penyingkiran plak adalah yang mengandung fluor. Fluor tersebut juga dapat berperan dalam pencegahan karies yang diakibatkan oleh timbulnya plak.
Menyikat gigi akan membersihkan gigi dari plak dan kotoran dari sisa-sisa makanan yang dapat bergabung dengan plak dan menimbulkan asam yang dapat merusak gigi dan menimbulkan karies. Oleh karena itu kita harus cermat dalam menyikat gigi sehingga gigi dan gusi benar-benar bersih. Beberapa hal yang dapat kita lakukan antara lain :
a) Sisa makanan di bawah garis gusi atau batas antara gigi dan gusi sering tidak kena sikat gigi. Untuk mengatasinya, arahkan bulu sikat gigi dengan sudut 450 terhadap garis gusi dengan lembut, gerakkan sikat ke depan dan ke belakang.
b) Untuk membersihkan permukaan yang lurus, gunakan cara ke arah bawah untuk gigi atas, dan ke arah atas untuk gigi bawah.
c) Sikat permukaan gigi. Gunakan bulu-bulu sikat sampai ke dalam celah dan lekukan gigi.
Selain itu, frekuensi dalam menyikat gigi juga perlu kita perhatikan. Pada umumnya orang menggosok gigi dua kali sehari dengan durasi kira-kira dua menit. Akan tetapi sebenarnya menyikat gigi sebaiknya dilakukan setiap makan, sehingga sisa makanan yang ada dapat tersingkirkan.
Menyikat gigi bukanlah satu-satunya cara dalam kontrol plak. Karena sesungguhnya dengan hanya menyikat gigi dua kali dan dalam durasi dua menit hanya akan menyingkirkan plak sekitar setengahnya. Sedangkan sisanya akan menumpuk dan terus berkembang menjadi karang gigi.
Oleh karena itu juga dianjurkan untuk berkumur dengan obat kumur yang mengandung fluor. Air minum di negara maju pada umumnya telah dibuat mengandung fluor yang diketahui dapat membantu mencegah karies.. Juga dapat menggunakan benang gigi atau Dental Floss untuk membersihkan sela-sela gigi.. Sebaiknya juga rajin untuk kontrol rutin setiap enam bulan sekali ke dokter gigi untuk memeriksa apabila timbul karang gigi ataupun karies yang ditimbulkan oleh asam dari plak sehingga dapat dilakukan tindakan pengobatan.

DAFTAR RUJUKAN
1. Boedihardjo. Pemeliharaan kesehatan gigi keluarga. Ed. 1. Surabaya: Airlangga University Press, 1985: 30-32.
2. JO Forest. Pencegahan penyakit mulut. Alih bahasa. Lilian Yuwono. Jakarta: Hipokrates, 1989: 24-27.
3. Sondang P, Hamada T. Pemeliharaan rongga mulut (oral care). Dalam: Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press, 2008: 69-90.
4. Damanik S, Sinaga ED. Efek penyuluhan dan pelatihan dalam penurunan indeks plak pada murid-murid kelas IV dan V di dua SD Negeri Medan. Dentika Dental Journal 2002; 7 (1): 1-5.
5. Dewi O. Pemilihan sikat gigi individual. Dentika Dental Journal 2003; 8 (1): 54-60.
6. A Frandsen. Mechanical oral hygiene practices. In: H Loe, DV Kleinman. Proceedings from a State of the Science Workshop, 1986: 93-109.
7. Setyaningsih N. Pentingnya kebersihan mulut. 2009. (5 Oktober 2009).
8. Elitha E. Menyikat gigi, flossing, dan berkumur cegah kerusakan gigi. 17 Januari 2009. (5 Oktober 2009).
9. Jayadi. Upaya pencegahan periodontitis. 11 september 2009. (5 Oktober 2009).

1 komentar:

  1. kak, ak mau tanya,kalo pengukuran index plak bagi pengguna ortodonti itu bagaimana perhitungannya?

    BalasHapus