Total Tayangan Halaman

Selasa, 16 Juni 2015

Gigi Tiruan Cekat


ILMU GIGI TIRUAN CEKAT
Ilmu gigi tiruan cekat adalah ilmu yang mempelajari perawatan untuk memperbaiki/menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang rusak atau hilang sengan suatu restorasi berupa mahkota tiruan atau gigi tiruan jembatan yang dilekatkan secara permanen didalam mulut.

Berdasarkan prinsip perawatan dalam bidang prostodonsia, yaitu rehabilitasi system stomatognatik , maka tujuan perawatan dengan gigi tiruan cekat, adalah memperbaiki :
  1. Fungsi pengunyahan
  2. Fungsi Estetis
  3. Fungsi bicara
  4. Keadaan lokal (dalam mulut) dan kesehatan umum
  5. Rasa nyaman
  6. Rasa percaya diri

Macam gigi tiruan cekat :
1.       Mahkota tiruan (Artificial crown/Full crown)
Adalah restorasi yang menggantikan sebagian atau seluruh bagian jaringan mahkota gigi yang sudah rusak/hilang, dipasang secara pemanen dengan semen.

Berdasarkan banyaknya jaringan permukaan mahkota gigi atau jaringan mahkota gigi yang digantikan, maka dibedakan atas :
  1. Mahkota tiruan penuh (Full Veneer Crown)
  2. Mahkota tiruan sebagian (Partial Veneer Crown)
  3. Mahkota tiruan pasak (Dowel/Post and Core Crown)

2.       Gigi tiruan jembatan (Bridge work)
Adalah restorasi (gigi tiruan) yang menggantikan kehilangan 1 atau lebih gigi geligi asli, dilekatkan secara permanent dengan semen serta didukung sepenuhnya oleh satu atau lebih gigi atau akar gigi atau implant yang telah dipersiapkan.

Macam-macam gigi tiruan jembatan :
1.      Gigi tiruan jembatan konvensional 
a.     Rigid Fixed Bridge
Gigi tiruan jembatan yang menggantikan kehilangan 1 atau lebih gigi yang berurutan, didukung oleh 1 atau lebih gigi penyangga pada masing-masing ujung diastema, dan dalam pemakaiannya tidak ada pergerakan individual dari gigi penyangga.
Indikasi :
–          Untuk kehilangan 1-4 gigi secara berurutan
–          Pada tekanan kunyah yang normal atau besar
–          Gigi penyangga yang pendek
–          Salah satu gigi penyangga goyang derajat 1 (tanpa kelainan periodontal atau paska terapi periodontal)
-           Pada gigi molar maupun premolar yang mudah karies, dimana beban pengunyahan besar, maka dipilih agar diperoleh retensi yang maksimum

Keuntungan :
–          Indikasi terluas
–          Memiliki efek splinting terbaik
       -         Tidak mudah lepas.
       -         Dapat melindungi gigi dari karies.
- Preparasi, pencetakan, pembuatan dan penyemenan mudah.Syarat khusus :
–          Gigi penyangga baik posisi dan inklinasinya harus sejajar atau bila vital dapat dibuat sejajar tanpa membahayakan pulpa (misalnya salah satu gigi penyangga miring 15-200)

- Tidak mudah mengalami distorsi di bawah tekanan daya kunyah

b.      Semi Rigid Fixed Bridge
Fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 atau 2 gigi didukung oleh satu atau lebih gigi-gigi penyangga pada tiap ujung diastema dan memberikan pergerakan individual terbatas pada gigi penyangganya pada waktu berfungsi.
c.       Cantilever Bridge
Merupakan fixed bridge yang menggantikan kehilangan 1 gigi dan didukung oleh satu atau lebih gigi penyangga hanya pada satu sisi saja.
d.      Kombinasi Bridge
Bridge yang terdiri dari beberapa macam fixed bridge yang disatukan.
e.       Modifikasi Bridge
Merupakan fixed bridge yang dimodifikasi karena keadaan tertentu.

2.      Gigi tiruan jembatan ‘sophisticated’
  1. Implant Bridge
  2. Adhesive Bridge (Maryland Bridge)

 Jenis Retainer : Retainer ekstrakoronal
Alasan: Retainer yang dipakai adalah retainer ekstrakoronal dimana retainer berada diluar bidang mahkota gigi karena pada kasus ini akan menggunakan mahkota logam berlapis porselen.
Kelebihan Extra Coronal Retainer :
Sanggup menerima beban pengunyahan yang besar
Mudah dibuat

Retainer adalah bagian dari jembatan yang menjangkarkan jembatan ke gigi penyangga. Jenis  jenis retainer antara lain:
Intra koronal retainer : terletak di dalam bagian mahkota gigi.
Ekstra koronal retainer : terletak di luar bagian mahkota gigi
Intra radikular retainer : diindikasikan untuk gigi non vital setelah perawatan endodontik (mahkota pasak).
Jenis yang dipilih adalah retainer ekstra koronal, karena terletak diluar bagian mahkota gigi.

- Tipe dasar pontik : Sanitary pontic
Ada 5 tipe pontik yaitu :
Sanitary Pontik : permukaan dasar tidak kontak dengan linggir alveolus
Indikasi : Gigi Premolar dan Molar RB
Spheroidal Pontik : mirip dengan Sanitary Pontik tapi dasarnya kontak dengan
linggir alveolus.
      Indikasi : RB anterior
3. Ridge Lap Pontik : bagian labial berkontak dan bagian palatal menjauhi linggir alveolus.
      Indikasi : RA anterior dan posterior
4.   Saddle Pontik :  modifikasi Ridge Lap Pontik tapi dasar pontik yang kontak  dengan linggir alveolus lebih luas.
Indikasi : RA anterior
5.  Conical Root Pontik : dasar pontik masuk sekitar 2 mm dalam socket gigi yang baru dicabut.
      Indikasi : Jembatan, immediate

Jenis-Jenis GTJ
  1. Fixed-fixed bridge atau GTJ Lekat
  2. Semi-fixed (Fixed-Movable) bridge atau GTJ setengah lekat
  3. Cantilever (Swing On) bridge atau GTJ lekat sebelah
  4. Spring Cantilever bridge atau GTJ konektor panjang.
  5. Compound Bridge
  6. Adhesive Bridge
Fixed-Fixed Bridge
  • Konektor kaku pada kedua ujung pontik, minimal 3 unit.
  • Anterior atau posterior, RA atau RB
GTJ Lekat anterior:
  • > gigi tetangga rotasi atau kelainan posisi.
  • > gigitan palatum
  • > berhub dgn fungsi bicara.
  • > tipe retainer: mahkota penuh, pasak, mahkota sebagian.
  • > Jenis pontik: Saddle pontik
  • > Bahan: all porcelain, kombinasi
GTJ Lekat Posterior
  • > Tipe retainer: mahkota penuh, uplay, mahkota sebagian, inlay.
  • > Tipe pontik: Saddle Pontic, Sanitary Pontic.
Fixed Moveable (semi fixed) Bridge/ GTJ setengah lekat
Salah satu pontik dihubungkan pd retainer dgn konektor non rigid, sedangkan yang satunya dihubungkan dengan konektor rigid.
Keuntungan:
  • Dapat mengatasi kesulitan melakukan insersi.
  • Tidak mengganggu pergerakan individual gigi penyangga.
  • Efek stress breaker.
Indikasi:
  • salah satu gigi penyangga miring.
  • terdapat pier abutment.
Regio anterior:
indikasi: kehilangan Incisivus lateral RA, salah satu penyangga dirawat endo.
Retainer: mayor (mhkt pigura,mhkta ¾), minor (inlay klass III, mhkt pigura, mhkta Selberg).
Regio posterior
indikasi: Tekanan kunyah ringan, kehilangan tidak lebih dari 1, salah satu penyangga miring.
Retainer: Mayor (mhkta penuh, mhkta 4/5), Minor (mhkta penuh, mhkta sebagian, inlay klas II).
Cantilever Bridge  (GTJ Lekat Sebelah)/Swing on Bridge
Salah satu sisi pontik dihubungkan oleh konektor rigid, sedangkan sisi yg lainnya melayang.
Keuntungan:
  • > Desain sederhana
  • > tidak mengalami kesulitan insersi
  • > pekerjaan klinik dan lab tidak lama
  • > tidak membuang jaringan sehat terlalu banyak
  • > estetik memuaskan
Indikasi:
> Terutama kehilangan gigi anterior, dgn keadaan sbb:
  • * Tekanan kunyah yang ringan
  • * Ruang anodonsia kurang
  • * gigi tetangga malposisi
> Menggantikan P1 dengan penyangga        P2 dan M1 pada RA/RB
• Retainer: mhkt penuh, mhkt sebagian, pin-lay crown.
Spring Cantilever Bridge (GTJ Konektor Panjang)
  • Konektor panjang, retainer terletak jauh dari pontik.
  • Kehilangan gigi anterior, dengan penyangga gigi posterior.
  • Bersifat pegas
Indikasi:
> kehilangan gigi anterior
  • * gigi tetangga lemah
  • * multiple diastema anterior
  • * tekanan kunyah ringan
Kontra indikasi:
  • > kehilangan gigi depan lebih dari satu
  • > deep bite
  • > bentuk palatum yg kurang menguntungkan
Keuntungan:
  • > estetik memuaskan
  • > angka rata2 kegagalan rendah
  • > mudah memperbaiki pontik, tanpa membongkar semua komponen GTJ.
Tipe pontik: Jacket Pontik
Bentuk konektor: konektor panjang dgn jarak thd mukosa 0,2-0,4mm
Retainer: mahkota pigura, mahkota 4/5
Compound Bridge  (GTJ Gabungan)
  • Menyederhanakan suatu kompleks GTJ menjadi 2 GTJ sederhana.
  • Memperkecil kemuungkinan terjadinya kegagalan.
  • Tidak mengorbankan gigi sehat terlalu banyak.
  • Memudahkan melakukan insersi
Adhesive Bridge
• Kekuatan retensi pada:
  • > ikatan resin thd enamel
  • > daya kohesi resin
  • > ikatan resin thd dasar logam
Indikasi:
  • > kehilangan 1 atau tidak lebih dr 2 gigi, dengan tekana kunyah ringan.
  • > servikal sempit (incisivus bawah)
  • > Px tidak tahan duduk lama.
  • > Px masih muda.
  • > Gigi penyangga sejajar
Kontraindikasi:
  • > tekanan kunyah besar
  • > gigi dgn karies besar
  • > kehilangan gigi lebih dr 2 unsur
  • > gigi dgn cacat enamel
TAHAP PROSEDUR PERAWATAN

1. Preparasi gigi penyangga
Contoh kasus kehilangan gigi 36 sehingga gigi penyangga adalah gigi 35 dan 37.  Menurut Hukum Ante: jumlah luas membrana periodontal dari gigi-gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari jumlah luas membrana periodontal gigi yang diganti. Luas membrana periodontal diperkirakan dengan melihat rontgen foto.

Gigi 35 :
Anestesi lokal dengan menggunakan anastesi Articaine dengan adrenalin.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan oklusal dengan kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang oklusal dengan menggunakan bur silindris sebanyak 2 mm.
Preparasi bidang proksimal dengan menggunakan bur fisur secara hati hati. Kemudian bentuk konus dengan bur kerucut dan bentuk tepi akhiran servikal berbentuk shoulder.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan bukal dan lingual dengan kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang bukal dan lingual  dengan menggunakan bur kerucut sebanyak 2 mm dan pembuatan akhiran servikal preparasi berbentuk shoulder pada bagian bukal dan berbentuk chamfer pada bagian lingual.
Bulatkan seluruh preparasi agar tidak ada bagian yang tajam.

Gigi 37 :
Anestesi lokal dengan menggunakan anastesi Articaine dengan adrenalin.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan oklusal dengan kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang oklusal dengan menggunakan bur silindris sebanyak 2 mm.
Preparasi bidang proksimal dengan menggunakan bur fisur secara hati hati. Kemudian bentuk konus dengan bur kerucut dan bentuk tepi akhiran servikal berbentuk shoulder.
Buat depth guide dengan menggunakan bur silindris pada permukaan bukal dan lingual dengan kedalaman ± 1-1,5 mm.
Preparasi bidang bukal dan lingual  dengan menggunakan bur kerucut sebanyak 2 mm dan pembuatan akhiran servikal preparasi berbentuk shoulder pada bagian bukal dan berbentuk chamfer pada bagian lingual.
Bulatkan seluruh preparasi agar tidak ada bagian yang tajam.

Macam-Macam Bentuk Akhiran Servikal
1. Flat Shoulder (900)
Bentuk akhiran ini diindikasikan pada bagian labial gigi anterior
rahang atas dan rahang bawah serta gigi posterior rahang atas.
Bentuk ini kontraindikasi pada gigi yang kecil dan pada pasien muda.
2. Shoulder beveled
Bentuk ini diindikasikan pada gigi posterior mandibula atau untuk permukaan gigi yang tidak mementingkan estetis. Diindikasikan
untuk mahkota berlapis porselain.
3. Sloped shoulder (chamfer)
Bentuk ini diindikasikan untuk permukaan gigi bagian lingual atau palatal mahkota logam keramik dan mahkota logam.
 4. Chisel edge
Bentuk ini diindikasikan untuk preparasi
permukaan proksimal atau lingual.
5. Shoulderless (knife edge)
Bentuk ini lebih sering diindikasikan pada gigi yang kecil.
Knife edge juga digunakan pada bagian proksimal
gigi yang miring untuk menghindari terkenanya pulpa
di proksimal. Diindikasikan untuk mahkota pelapis sebagian
dan mahkota penuh dari logam pada gigi posterior.


2. Retraksi Gingiva
Retraksi gingiva yaitu suatu tindakan membuka tepi gusi ke arah lateral dari tepi preparasi, tujuannya agar sewaktu mencetak fisiologis, bahan cetak dapat masuk ke dalam sulkus gingiva sehingga daerah step/ servikal preparasi dapat tercetak dengan akurat.

Macam-macam retraksi gingiva:
Secara mekanis
Mahkota sementara yang berisi gutta-percha lunak diletakkan pada gigi yang telah dipreparasi.
Gutta-percha yang berlebih akan keluar dan mendorong gingiva ke lateral.
Mahkota dilepaskan dari gigi dan gutta-percha yang berlebih dirapikan
Bila dipasang ke gigi yang dipreparasi akan mendorong gusi secara baik.
Mahkota sementara dipasang pada gigi yang telah dipasang selama 12 jam.
Secara kemis
Serat-serat kapas dipintal ke dalam larutan tawas
Kemudian serat tersebut dikeringkan.
Masukkan ke dalam sulkus gingiva selama kurang lebih 10 menit.
Tepi gingiva akan retraksi.
Secara kemis-mekanis
Benang yang telah diukur sepanjang keliling gigi kemudian dipotong.
Benang dicelupkan ke dalam adrenalin.
Benang dimasukkan ke dalam sulkus gingiva selama 5-10 menit.
Akan terjadi vasokontriksi sehingga gingiva retraksi.
Kelebihan:
     - Vasokonstiktif
     - Hemostatis
Kekurangan:
    - Efek sistemik: sindrom epinephrine
    - Resiko nekrosis jaringan
    - Resiko inflamasi gingiva
    - Hiperemia rebound
Secara bedah
Dengan menggunakan elektroda (electrode surgery), dinding gingiva dibuang sedikit sehingga gingiva terbuka.
Pada pekerjaan klinik dilakukan: secara kemis mekanis, yaitu:
Persiapan daerah retraksi
Pengukuran benang retraksi pada penyangga
Merendam benang retraksi dalam larutan adrenalin
Penempatan benang retraksi ke dalam sulkus gingiva ±10 menit
Pengambilan benang retraksi dari dalam sulkus gingiva

3. Cetakan fisiologis
Pembuatan Sendok Cetak Fisiologis
- Lapisi model anatomis dengan wax setebal 2-3 mm untuk spacer (tempat bahan cetak).
- Beri stopper di tempat yang tidak dipreparasi untuk ruang bahan cetak.
- Lapisi bahan separasi.
- Aduk akrilik, letakkan diatas wax dengan ketebalan 1-2 mm.
- Bentuk tangkai sendok cetak.
- Setelah keras, lepas sendok cetak dari model.
- Bebaskan wax.
- Pinggir sedok cetak dihaluskan dengan bur.

Bahan cetak yang dipakai untuk cetakan fisiologis adalah : Putty Wash


Teknik pencetakan : pencetakan two step technique.
Pada pencetakan ini, bahan putty dicetakkan pertama sekali ke seluruh gigi termasuk gigi penyangga yang dipreparasi. Setelah bahan putty mengeras atau setting, benang retraksi diletakkan di gigi penyangga dan ditunggu beberapa saat untuk retraksi gingiva. Kemudian benang retraksi dicabut dan bahan wash dicetakkan ke gigi penyangga agar bahan wash mengisi tepi akhiran servikal gigi penyangga

4. Pembuatan mahkota sementara
Self curing acrilic: mahkota dan jembatan
Teknik tidak langsung:
Cetak gigi penyangga yang telah dipreparasi dengan menggunakan alginat kemudian diisi dengan dental stone.
Selanjutnya cetak kembali model anatomis yang belum dipreparasi dengan alginate.
Aduk akrilik sampai homogen dan tuangkan ke dalam cetakan alginate.
Masukkan cetakan dental stone ke dalam model dengan gigi yang telah dipreparasi, tekan dengan tekanan yang cukup.
Tunggu sampai akrilik mengeras sempurna.
Lepaskan cetakan.
Lakukan pemolisan.

Keuntungan pembuatan mahkota sementara dengan teknik tidak langsung:
Lebih aman terhadap gigi karena menghindari adanya rasa ngilu dan rasa panas sewaktu akrilik mulai mengeras terhadap gigi yang telah dipreparasi.


5. PEMILIHAN WARNA GIGI
 Vita 3D shade guide, diperhatikan value, chroma, dan hue. Pada pasien warna gigi menunjukkan hasil A3.


6. Passen coping
- Model fisiologis dikirim ke Laboratorium Uji FKG USU untuk pembuatan coping.
- Sesudah coping dibuat, coping dipassenkan pada gigi penyangga sebelum dibuat jembatan porselen. Hal yang harus diperhatikan:
1. Pemeriksaan coping apakah sesuai dengan path of insertion (arah pasang)
2. Pemeriksaan batas akhiran servikal preparasi
3. Pemeriksaan jarak oklusal dan ketebalan bagian bukal dan palatal untuk menilai tempat porselen
- Apabila coping sudah pas dan tidak ada traumatik oklusi, coping dikirim kembali ke Laboratorium Uji FKG USU untuk dilakukan sandblasting dengan alumina oxide yang berfungsi untuk membersihkan bahan coping yang kemudian dibuat porselen.


7. Pasang sementara GTC
Jembatan porselen yang telah di-glazing dipasang uji selama satu minggu untuk mengevaluasi kedudukan dan reaksi rongga mulut terhadap GTC.
Pemeriksaan kontur dan anatomis
Pemeriksaan adanya traumatik oklusi
Try in atau pasang percobaan GTC dengan sementasi menggunakan zinc oxide eugenol selama 1 minggu.
Yang harus diperhatikan adalah :
Kontak proksimal antara GTC dengan gigi sebelahnya
Pemeriksaan pada tepi GTC tidak boleh menekan gingiva
Retensi
Kemampuan GTC untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi tiruan kearah oklusal.
Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan cara: memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut sudah mempunyai retensi.
Stabilisasi
Merupakan perlawanan atau ketahanan GTC terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi.
Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara: menekan bagian gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini.
Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior.
Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi
Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka terjadi traumatik oklusi oleh karena itu dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding.
Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.


8. Pasang tetap GTC
Satu minggu setelah pemasangan sementara GTC dilakukan evaluasi secara klinis dan subjektif untuk melihat apakah ada keluhan rasa sakit, inflamasi atau traumatik oklusi.
GTC dibuka dan sisa-sisa semen sementara dibersihkan.
Dilakukan pasang tetap GTC dengan glass ionomer cement.
Satu minggu kemudian dilakukan kontrol untuk melihat GTC, jaringan lunak disekitar GTC dan apakah ada keluhan terhadap hasil pemasangan GTC

Kontrol dan Pemeliharaan GTC
Kontrol dilakukan satu minggu setelah pemasangan tetap. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat kontrol :
Pemeriksaan Subjektif
Pemeriksaan Objektif
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan objektif :
Oral Hygiene
Oklusi
Inflamasi Perkusi dan Palpasi
Pemeliharaan GTC :
Konsumsi makanan yang berserat dan tidak terlalu keras
Cara menyikat gigi yang benar dan pembersihan daerah GTC dengan dental floss
Kontrol secara periodik.

1 komentar:

  1. Terima kasih dok atas tulisannya saya jadi bisa jawab pertanyaan dari supervisor saya saat responsi.

    BalasHapus