Total Tayangan Halaman

Sabtu, 29 November 2014

Coas Life: Hei Anak Koas!! Mari Berpikir Positif dan Menjadi Manusia yang Cerdas Emosional

Koas adaah suatu proses yang (seharusnya, dan semoga) menjadi tahap yang lebih singkat daripada perkuliahan. Tetapi tantangan dalam koas lebih berat, dan saya sadar setiap orang dibentuk ditempat ini.
Kamu bisa berakhir tragis, menjadi biasa-biasa aja, atau menjadi luar biasa.
Akan tetapi, setiap orang juga akan menilai berbeda tentang koas.
Ada yang begitu berambisi untuk menjadi cepat tamat, ada yang menjalaninya hanya sebagai rutinitas, ada yang menggapnya sebagai batu loncatan untuk menggapai gelar dokter gigi secepatnya, dan ada yang menganggapnya sebagai sebuah proses hidup yang berharga dan harus dijalani dengan cara yang berharga pula.

Dalam koas kita akan bertemu dengan sangat beragam tipe orang. Mulai dari berbagai sifat dosen, ada yang galak, ada yang pemarah, emosian, gampang sensi, ada yang seperti ibu peri, malaikat, atau juga yang bersikap seperti ibu sendiri, sebagai teman, sahabat, atau benar-benar pengajar, dan ada juga yang mungkin sebenarnya tidak tahu cara mengajar yang tepat, atau malah tidak ingin mengajar (sekali lagi, mungkin).
Kita juga akan bertemu dengan berbagai tipe teman koas, mulai dari yang sangat optimis, pesimis, pemalas, tidak pedulian, mudah marah, sensitif, penggosip, cuek, misterius, baik, tukang tipu, tukang pakai calo, si jarang masuk koas,  si perfeksionis, dan yang ingin cepat-cepat tamat.
Termasuk juga pasien, ada yang bawel, resek, curigaan, baik, pengertian, genit, gatel, suka ngasih makanan, suka mintain duit, php, atau yang kerajinan datang.

Dan, ada juga dirimu sendiri.
Bagaimana dirimu menyikapi semua ini?
Akankah dirimu menjadi orang yang akan menyerah di tengah perjalanan? Akankah kau mengganggap koas hanya seperti tempat persinggahan dalam hidupmu, sehingga melalaikan nilai-nilai dan norma yang benar?

Saya memilih menjalani koas ini dengan bermakna.
Di tengah ramainya calo, atau magang (walaupun blm punya str atau sip), dan kerja asal-asalan atau manipulasi, sejauh ini saya berusaha untuk tidak melakukan itu semua.
Dalam nama Tuhan Yesus, Dia akan memberikan saya pasien dan kesempatan untuk lulus tanpa memakai calo.
Dalam nama Tuhan Yesus, saya yakin keuangan saya akan tercukupi dan kemampuan atau skill saya tidak akan mengecewakan pasien saya nantinya meskipun saya tidak ikut-ikutan magang, dan skill saya selama di tempat koas akan mencukupi perbekalan saya dalam menghadapi dunia kerja nantinya.
Dan saya berjanji, akan melayani pasien saya dengan sebaik-baiknya. Saya akan berusaha, seburuk apapun hari yang telah kujalani, saya akan menyambut pasien saya dengan senyum sapa. Tidak hanya dengan tindakan medis, perilaku kita yang ramah dan sopan akan mengobati pasien secara tidak langsung.
Selama koas ini, saya belajar bukan hanya ilmu dan keterampilan, tetapi bagaimana menjadi dokter gigi yang benar-benar berintegritas dan memuaskan bagi pasien.

Minggu, 09 November 2014

Contoh Rencana Perawatan Kasus Gigi Tiruan Sebagian Lengkap berbasis Resin Akrilik

RENCANA PERAWATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nomor Status :
Nama Pasien : S******
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/WNI
Alamat : Jalan ************ Medan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. HP : *************

II. DIAGNOSIS PASIEN
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan umum’
c. Pemeriksaan lokal
d. Diagnosis

a. Anamnesis
    Pasien datang dengan keluhan ingin membuat gigi palsu atas dan bawah karena pasien telah kehilangan gigi belakang dan beberapa gigi depan, pasien mengeluhkan sulit untuk mengenyah. Berdasarkan pemeriksaan subjektif, pasien mengatakan belum pernah memakai gigi tiruan.

b. Pemeriksaan Umum
1. Penyakit sistemik/penyakit infeksi : Hipertensi
2. Kebiasaan jelek : Tidak ada
3. Pernah memakai gigi tiruan :
    a. Rahang atas : tidak           b. Rahang bawah : tidak
4. Sikap mental pasien : Filosofis

c. Pemeriksaan Lokal
    1. Ekstra Oral
        a. Wajah Depan : Oval Samping : Cembung
        b. Bibir : Normal
        c. Mata : Tidak Bergerak
        d. Sendi temporo mandibular : Normal
    2. Intra Oral
        a. Status Gigi : Gigi yang masih ada 13 11 23 21 35 33 32 31 41 42 43 45
        b. Gigi yang hilang : Sebagian
        c. Kelainan gigi :  Mobiliti : Ada, gigi 31 dan 41
                                  Malposisi : Ada, gigi 33 linguoversi gigi 45 mesioversi
                                  Elongasi : Ada
                                  Diastema : Ada
        d. Oklusi (angle) : Klas.....
        e. Derajat karies : Rendah
        f. Oral higiene : Baik
        g. Mukosa linggir aveloaris : Atas kanan : Normal   Atas kiri : Normal   Bawah kanan : Normal                                                                Bawah kiri : Normal
        h. Linggir alveolaris : • Bentuk : - Mx. Ka: Tapering
                                                        - Mx. Ki: Ovoid
                                                        - Md. Ka: Knife edge
                                                        - Md. Ki: Knife edge
                                        • Lengkung : Trapesium
                                        • Relasi rahang : Normal
                                        • Ruang antar linggir : 5mm
                                        • Palatum : .......
                                        • Torus palatinus : Rendah
                                        • Posterior palatal seal : .........
                                        • Lidah : Sedang
                                        • Kondisi saliva : Kental
                                        • Dasar : Dalam

d. Diagnosis :
    RA : Klas I modifikasi 2 Kennedy
    RB : Klas I modifikasi 2 Kennedy


III. RENCANA PERAWATAN
a. Perawatan Persiapan
    • Tindakan Tanpa Bedah : Tidak perlu
    • Tindakan Bedah : Tidak perlu

b. Pencetakan Anatomis
     a. Tujuan : Untuk pembuatan sendok cetak fisiologis dan survey pendahuluan.

     b. Bahan : Hydrocolloid Irreversible (alginate)

     c. Bahan Pengisi : Dental stone tipe III

    d. Pemilihan sendok cetak :
 Menggunakan sendok cetak pabrik
 Bagian permukaan sendok cetak persegi
 Ukuran sendok cetak lebih besar 3-6 dibandingkan dengan linggir pasien.
 Sendok cetak RA harus mencakup Hamular Notch dan Vibrating line
 Sendok cetak RB harus mencakup Retromolar Pad dan Sulkus Aveolingual.

    e. Cara mencetak :
1. Dudukkan pasien di denta unit dengan posisi badan yang tegak
2. Pilih sendok cetak yang sesuai dengan pasien.
3. Aduk bahan cetak dengan perbandingan 1:1 (alginate:air), aduk sampai homogen.
4. Masukkan bahan cetak ke sendok cetak secukupnya.
Pada RA : operator berdiri di sebelah belakang kanan pasien.
Pada RB : operator berdiri di sebelah kanan depan pasien.
5. Masukkan sendok cetak ke mulut pasien, dan dilakukan penekanan pada daerah yang edentulous. Periksa daerah perlekatan frenulum, dan daerah2daerah tempat yang akan dijadikan retensi untuk GTSL.
6. Tunggu sampai bahan cetak mengeras, dan keluarkan dari mulut pasien,
7. Hasil cetakan dicuci di bawah air mengalir, perhatikan apakah hasil cetakan sudah memenuhi syarat cetakan yang baik.

     f. Evaluasi hasil cetakan:
1. Mencakup seuruh gigi, daerah linggir dan jaringan lunak harus jelas tercetak.
    Batas cetakan
RA  Posterior : Mencakup Fovea Palatine ke arah posterior sampai AH Line.
       Lateral : Meliputi Hamular Notch Batas Cetakan
 RB  Posterior : Retromolar pad
        Lateral : Linggir Oblique bagian luar dan menyempit ke arah bawah sebagai frenulum bukalis.
        Seluruh linggir alveolus sampai dasar mulut (dalam keadaan istirahat).
2. Pinggiran cetakan harus membulat kea rah perekatan otot.
3. Tidak ada geembung-gelembung udara atau sobekan atau lubang.
4. Dasar sendok cetak tidak boleh nampak.


c. Model Cetak Anatomis
    1. Hasil cetakan anatomis diisi dengan dental stone.
    2. Setelah keras, hasil cetakan dikeluarkan dan didapatkan model anatomis dan kemudian ditanam dalam basis.


d. Desain Perawatan
    • Perencanaan Desain
- Klasifikasi (Kennedy) : Klas I Modifikasi 2
- Penentuan dukungan : Gigi dan mukosa
- Penentuan gigi penyangga : 13 23 35 33 45

RA: Diametrik
RB: Segitiga

- Penentuan cangkolan/desain cangkolan : Tipe pengungkit Klas II

   a. Letak cangkolan
• Pada permukaan bukal→ dibagi atas 4 kuadran, kuadran II dan IV berada dekat bagian edentulus→ cangkolan melalui 3 kuadran yaitu I, III dan IV→ untuk mendapatkan retensi yang benar.
• Lengan retentive= pada bagian bukal, terbagi pada 2 bagian yaitu retensi dan bracing
   o Retensi: terletak di bawah garis survei
   o Bracing: diatas garis survei
   o Panjang retensi= Panjang bracing
• Lengan resiprokal= pada bagian palatal/ lingual, berada diatas garis survei
• Dukungan (oklusal rest) = pada permukaan oklusal disebelah dista/mesial gigi penyangga.

  b. Desain cangkolan Desain cangkolan pada kasus rahang atas yaitu:
• Pada gigi13 dan 23 :berjalan dari arah mesial ke distal Pada kasus rahang bawah yaitu:
• Pada gigi 33 : cangkolan berjalan dari arah distal ke mesial
• Pada gigi 35 : cangkolan berjalan dari arah mesial ke distal
• Pada gigi 45 : cangkolan berjalan dari arah mesial ke distal Survei :


 e. Sendok Cetak Fisiologis
     1. Pembuatan Sendok Cetak Fisiologis
 Pembuatan outline pada model anatomis untuk batas sendok cetak fisiologis dengan pensil biru di daerah forniks (batas mukosa bergerak dan tidak bergerak) pada daerah edentulous. Dengan pensil merah 2 mm di atas garis biru sebagai batas pembuatan wax (spacer) pada daerah edentulous dan di daerah prominensia pada daerah bergigi.
 Lapis 1 lembar wax  di atas model anatomis tebal 1-2 mm sebagai spacer (tempat bahan cetak) sampai garis merah.
 Pembuatan stopper berbentuk persegi panjang (4-5 mm) di daerah molar dan kaninus kanan dan kiri untuk tahanan vertikal.
 Aduk resin akrilik, lalu masukkan ke stopper dan ratakan di atas wax ± 2 mm
 Buat tangkai sendok cetak di bagian anterior  posisi tidak mengganggu bibir saat memasukkna sendok cetak ke dalam mulut dan tidak mengganggu proses muscle trimming.
 Rapikan dan haluskan sendok cetak dan bagian tepinya tidak melewati garis merah.
   
    2. Uji Coba Sendok Cetak Fisiologis
- Mencobakan sendok cetak ke mulut pasien.
- Perhatikan hal berikut:  Sendok cetak harus mencakup jaringan pembatas GTSL.
                                      Permukaan labial dan bukal harus lebih pendek 1-2 mm dari forniks.
                                      Berkontak rapat dengan mukosa jaringan pendukungnya.

    3. Pembuatan Muscle Trimming (Border molding)
Proses yang diakukan untuk mendapatkan batas anatomi struktur pembatas gigi tiruan yang lebih akurat. Tepi sendok cetak harus lebih pendek 1-2 mm dari batas tepi jaringan yang harus dicetak.
• Tujuan muscle trimming : - Untuk mendapatkan anatomis struktur pembatas GTSL yang lebih akurat.
                                        - Pembentukkan sekitar rongga mulut sehingga dapat terbentuk seal yang baik.
• Prosedur muscle trimming:
    Pastikan terlebih dahulu tepi sendok cetak harus lebih pendek 1-2 mm dari batas tepi mukosa yang akan dicetak.
    Modeling compound (Green Kerr) dipanaskan dan dietakkan di tepi sendok cetak secara bertahap, didinginkan sedikit demi sedikit sebelum dimasukkan ke mulut.

• Border molding pada RA:
 Labial : Bibir atas diturunkan ke bawah
 Frenulum labial : Bibir atas diturunkan ke bawah
 Bukal : Tarik pipi ke bawah, ke depan, dan ke belakang
 Bukal posterior : Tarik pipi ke bawah, ke depan, dan ke belakang
 Frenulum bukal : Tarik pipi ke arah luar, bawah, belakang, dan depan.
 Belakang palatum : Pasien diinstruksikan untuk mengucapkan kata “Ah”

• Border molding pada RB:
 Labial : Bibir bawah ditarik ke atas dan memijatnya
 Frenulum labial : Bibir bawah ditarik ke atas
 Bukal : Pegang pipi dengan ibu jari dan jari telunjuk, tarik pipi ke atas dan lakukan gerakan pemijatan.
 Anterior lingual : Pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah ke arah gagang sendok cetak dan diinstruksikan untuk menjilat bibir atas dari sisi ke sisi.
 Disto lingual : Pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah ke arah pipi yang berlawanan.

• Evaluasi hasil border molding
 Antara wax dengan Green Kerr tidak terdapat step.
 Terlihat adanya guratan otot.
 Sendok cetak semakin cekat seteah dilakukan muscle trimming.
 Permukaan Green Kerr harus berwarna suram (dove) yang berarti sudah terjadi kontak rapat antara Green Kerr dengan mukosa.

     4. Pembuatan Retensi pada Sendok Cetak Fisiologis
 Lapisan wax bagian dalam sendok cetak dilepas.
 Sendok cetak dilubangi dengan round bur, jarak tiap lubang 4-5 mm, lubang tidak boleh dibuat pada daerah palatum dan di atas linggir alveolaris untuk mengalirkan bahan cetak yang berlebih pada saat pencetakan. Jika tidak dibuat lubang, maka bahan cetak yang berlebih akan menyebabkan tekanan yang berlebih pada jaringan pendukung gigi tiruan.


f. Pencetakan Fisiologis
i. Metode fungsional: kombinasi antara metode mukostatis dan mukokompresi
ii. Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan kompresibilitas antara jaringan mukosa dengan gigi.
iii. Teknik mukokompresi untuk daerah tidak bergigi dengan bahan cetak silikon atau polieter, dan teknik mukostatis untuk daerah bergigi dengan bahan cetak hidrokoloid irreversible.
iv. Penggunaan teknik pencetakan mukofungsional: Dengan teknik mukokompresi yang disesuaikan dengan kemampuan jaringan menerima beban (mukofungsional) jaringan lunak alveolaris berada di bawah penekanan, sehingga pada waktu tekanan pengunyahan hanya sedikit terjadi pergerakan dari jaringan lunak hingga dapat mengurangi efek torsi gigi penyangga.
v. Tujuan cetak fisiologis:
    1. Mengetahui arah pasang dan lepas yang tepat
    2. Dukungan pada gigi penyangga lebih akurat
    3. Stabilisasi pada gigi penyangga lebih baik
    4. Retensi Pada rahang atas, pencetakan fisiologis menggunakan bahan cetak elastomer untuk                           memperoleh hasil cetakan yang akurat.


g. Surveying
 Tujuan Survei Model:
     i. Menentukan lingkaran terbesar dari gigi penyangga untuk menentukan posisi cangkolan yang tepat
     ii. Menentukan permukaan gigi dan jaringan lunak yang perlu diblocking out yang akan menggangu pasang dan lepas gigitiruan
    iii. Mengindentifikasi permukaan proksimal gigi agar dapat dibuat sejajar sehingga dapat bertindak sebagai guiding plane atau menentukan dataran petunjuk sehingga dapat dipasang dengan mudah
    iv. Mengukur derajat undercut pada gigi penyangga
     v. Menentu arah pasang dan lepas terbaik
     vi. Mencatat posisi model berhubung arah pasang dan lepas

h. Cara membuat Shellac dan Oklusal Rim:
• RA dan RB : Basis shellac dipanaskan dan ditekan sampai rata, dibuang yang berlebih. Oklusal rim diletakkan pada basis tersebut di daerah proccesus alveolaris yang tidak bergigi setinggi dataran oklusal.

• Guna oklusal rim: o Untuk menemukan dataran oklusal dan relasi vertikal
                              o Tempat penyusunan gigi
                              o Mengembalikan profil pasien

• Faktor yang harus diperhatikan:
 Oklusal rim RA dan RB harus berkontak bidang.
 Inklinasi anterior RA lebih ke labial
 Pada posisi istirahat, oklusal rim terlihat 2 mm


i. Pembuatan klammer
Tentukan garis survey yang benar dan untuk mendesain letak cangkolan yang tepat


j. Perluasan Basis
    a. Rahang Atas:
• Bila gigi posterior tidak ada, basis diperluas menutupi palatum sampai ke tuberositas dan hamular notch.
• Bagian posterior sampai ke batas mukosa bergerak dan tidak bergerak.
• Bagian bukal sampai tidak mengganggu pergerakan frenulum
     b. Rahang Bawah:
• Pada basis dukungan jaringan, perluasan menutupi retromolar pad dan meluas ke lateral sampai sulkus bukalis.
• Bagian distolingual meluas dari retro molar pad ke sulkus alveolingual.
• Batas sayap lingual tergantung dari anatomi linggir milohyoid.
• Bila linggir tajam, maka sayap berakhir pada puncak linggir milohioid.
• Bila linggir tidak tajam, sayap dapat diperluas sampai sulkus alveolingual


k. Pemasangan ke Artikulator


l. Pemilihan Anasir gigitiruan
Pemiihananasirgigitiruan posterior:
    i. Ukuran Gigi:
       • Mesio distal Pada kasus basis berujung bebas, ukuan mesio distal diukur dari tepi distal gigi yang berdekatan dengan edentulus sampai mesial dari retromolar pad
       • Okluso gingival Ditentukan oleh besarnya ruangan inter oklusal. Panjang anasir gigitiruan disesuaikan dengan gigi tetangga terutama gigi premolar.
       • Buko lingual/palatal Disesuaikan dengan lebar mesio distalnya sehingga bentuk sebanding, tetapi pada kasus linggir alveolus datar diperlukan ukuran oklusal yang sempit untuk mengurangi daya kunyah yang besar dan memberi tempat pada lidah.
     
     ii. Bentuk: • Gigi Anatomik Pemilihan anasir gigi tiruan anterior
                     • Pemilihan anasir gigitiruan:
                         Mesiodistal yang kecil
                         Bukolingual yang sempit dibandingkan dengan gigi asli agar daya yang diterima oleh jaringan pendukung lebih kecil.


m. Pasang percobaan
• Hal yang dilihat:
 Warna
 Bentuk
 Oklusi
 Estetik


n. Pemasangan GTSL
    a. Adaptasi basis gigitiruan pada mukosa
    b. Retention masuk ke daerah gerong serta terletak tepat pada tempatnya
    c. Oklusal rest berkontak rapat pada permukaan oklusal gigi sandaran
    d. Tahanan gigitiruan tidak boleh samai menyebabkan gigi sandaran terasa sakit
    e. Oklusi dan artikulasi rapat
    f. Letak cangkolan harus tepat
    g. Hal yang diperhatikan sewaktu pasca pemasangan:
        - Pada gigi asli:
           • Kebersihan mulut dan gigi baik
           • Pemeriksaan gigi asli berkaitan karies, mobility, dan jaringan pendukung
            • Jaringan lunak yang ditutupi gigitiruan berkaitan inflamasi akibat iritasi
        - Pada gigitiruan
            • Kebersihan gigitiruan
            • Retensi
            •  Oklusi dan artikulasi

Jumat, 16 Mei 2014

My Polar Bear 1

Halo beruang! Ini aku belalang. Aku tau sejak awal kalau kamu itu berbeda. Kamu istimewa dan sangat menyenangkan.
Halo beruang! Aku ingin kamu tau, bahwa aku selalu melihatmu, andaikatapun kau tak menyadari kehadiranku.
Halo beruang! Ntah mana yang lebih sakit, tak melihatmu lagi atau melihatmu selalu dari jauh.

Jumat, 18 April 2014

Being 23rd


I'm getting older.
Dan sekarang makin bertambah syukurku padaMu, Tuhan.
Makin besar kurasakan kasihMu padaku.
Bertambah lagi usiaku, mengingatkanku bahwa sudah 23 tahun engkau selalu menyertai hidupku, bahkan sebelum aku dilahirkan didunia ini, Engkau sudah menentukan jalan hidupku.
Kubersyukur Tuhan, karena sebagai seseorang yang sudah bisa dianngap dewasa secara jasmani, aku sudah mengenalMu secara pribadi.
Walaupun aku sering jatuh, tapi tak sekalipun Engkau meninggalkanku. Selalu dan selalu, ya Tuhan... Engkau kembali mebimbingku dan membawaku kembali pulang.
Aku layaknya domba yang hilang yang tak Kau biarkan dari kawanan, tapi tetap Engkau dengan sabar membimbingku dan menggendongku di saat-saat tersulitku sekalipun.

Aku mengucap syukur ya Tuhan, untuk semua yang aku miliki, untuk tubuh yang sempurna, untuk bibir yang masih berucap, untuk mata yang masih bisa melihat indahnya karya penciptaanMu dalam hidupku.
Aku bersyukur Tuhan, untuk orang-orang yang berada di sekelilingku. Aku percaya, semua tidak ada yang sia-sia. Mereka yang mengasihiku dengan tulus, ataupun mereka yang membenciku, aku percaya mereka semua berada di hidupku untuk sebuah rencana indah yang menanti dalam hidupku.
Aku bersyukur Tuhan, untuk orangtuaku, Danner Napitupulu dan Rediamseh Sianturi yang selalu ada, di saat aku menangis, tertawa, aku jatuh, dan berhasil, mereka selalu ada. Terimakasih Tuhan, kedua orangtuaku masih diberi kesehatan dan semoga mereka diberi umur yang panjang. :)
Aku bersyukur untuk adikku satu-satunya, Artauli Elizabeth Napitupulu. Kubersyukur Tuhan, di usianya yang masih muda, dia sudah bisa memahami tentang bagaimana menghargai hidupNya menjadi seseorang berkenan dihadapanMu. KiraNya Tuhan lah yang selalu menjadi penopang dan tujuan hidupnya.


Aku mengucap syukur Tuhan, untuk teman-teman yang mengasihiku. Ada teman satu kelompok, Debora, Yulisha, Yohana, Bekka, dan Juliana, dan PKK kami dari ka Nike, ka citra, bg Muktar, dan sekarang ka Juli. Terima kasih Tuhan, karena melalui perkenalan dengan mereka dan doa-doa dari mereka jugalah aku bisa semakin bertumbuh. Kiranya kami semua bisa menjadi mempelai wanita yang setia menungguMu.

Aku bersyukur buat buat adik-adik kelompokku, yang mengasihiku. Ada Ester, Vivi, dan Mutia. Sungguh Tuhan, mereka juga menjadi sumber semangatku untuk semakin semakin dekat padaMu.

Bersyukur untuk semua teman-teman di Dcinamote, terutama Epifeni. Trims fen, untuk persahabatan yang kauberikan. Secara tidak langsung, kau juga sering mengingatkanku untuk tetap teguh dalam Kristus.

Terimakasih buat UP FKG: Ruth, Dewi, Ester, Acak, Simon, Lisna, Faber, dan semua semuanya... Semangat para pelayan Allah!

Buat teman-teman lainnya, yang masih ingat ulangtahunku, yang masih mau ngucapin selamat ulangtahun (ntah gak sengaja buka FB terus tau aku ulangtahun atau karena aku sendiri yang ngingatin ). Ada Paul, Bg Setia, Imam, Syafiq, Toni, Bg Bona, Richardo, Cahya, Dina, Putri, Ruth, Kak Iyen... Thankyou guyss...


T.H.A.N.K.S  G.O.D
I  L.O.V.E  Y.O.U


R.O.M.A
23 tahun

Jumat, 14 Februari 2014

Coass Life: Pasien

Kali ini kita akan membahas tentang tipe-tipe pasien berdasarkan sumber dia datang.
1. Pasien bawa sendiri
2. Pasien calo
3. Pasien klinik

Dimulai dari pasien bawa sendiri, udah jelaslah ya, pasien tipe ini biasanya kita yang bawa atau cari sendiri. Bisa karena kita yang cari-cari pasien, atau orang sekitar kita yang memang minta dirawat sama kita. Jadi pasien itu udah kita kenal sebelumnya, dan kelebihannya sebelum kita bawa ke klinik udah tau kira-kira apa kelainan giginya dan apa rencana perawatan yang akan kita lakukan. Kekurangannya kalo dia orang yang kurang kooperatif, walaupun udah kenal pun sebelumnya jangan harap bisa jadi kooperatif, juga kalau kita sempat gagal atau ada lah kesalahan yang kita lakukan, pasti beban moralnya gede banget tuh, bukan kalo pasien lain kita gak ada beban moral, tapi kebayang gak sih kalo yang kalian rawat itu pacar atau gebetan, atau sodara kalian sendiri terus misalnya tambalan kalian berantakan kayak ubi, atau pasca ekstraksi bibirnya jadi kena ulcer dimana-mana, baahhh... tiap liat wajahnya yang manyun liat muka kita gara-gara gak puas sama perawatan kita pasti bisa bikin kita down lagi dan lagi.

Yang kedua pasien calo, kalo udah ada kata calo, udah pasti artinya perantara. Jadi pasien tipe ini nantinya dicariin dianter jemput sama pasien. Kelebihannya, gak perlu capek nyari-nyari pasien sampe keliling dunia. Cukup duduk, terus sms, telpon, atau bbman sama si calo, pesen deh pasien apa yang kita mau. Kekurangannya, duit abis, kere, kantong kering, dan pasien yang dia bawa rata-rata money oriented, jarang mereka mengerti kepentingan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, yang penting kalo dia rajin gosok gigi dapet duit aja. Atau kadang-kadang si calo salah bawa pasien, yaiyalah kita aja kadang2kadang bingung sama diagnosa si pasien, apalagi si calo???!

Nah yang ketiga pasien klinik. Rata-rata pasien datang ke klinik rumah sakit pendidikan karena dia udah merasa sakit, pengen dapet perawatan yang murah atau gratis, atau karena rujukan dari rumah sakit tapi biasanya ini pasien dokter, atau udah pernah di rawat di rsgmp dan merasa puas jadi pengen balik lg ke situ deh. Kelebihannya, biasa si pasien mau bayar sendiri,  lah wong dia juga dateng sendiri kan, terus ada juga yang kooperatif karena kan dia datang karena emang mau dirawat. Kekurangannya adalah, selamat buat yang dapat pasien klinik yang kasusnya aneh-aneh, yang susah didiagnosa atau susah buat rencana perawatannya. Kaya gue nih udah keberapa kali dapat pasien klinik yang bikin gue musti puter otak mikirin kebutuhan pasien dan mikirin jumlah waktu yang gue butuhkan untuk ngerawat dia dan kira-kira nasib minreq gue kaya gimana. Dan percaya gak percaya pasien tipe ini semakin lo hindarin semakin sering dia datang. Wkwk. Semakin lo kejar dan lo bilang, bu besok dateng lagi ya bu, kemungkinan dia besok malah gak dateng, males bolak balik. Pernah gue ampe ngarepin pasien kaga balik ke gue malah. Soalnya dia semalam sebelumnya baru ke dokter gigi buat dirawat, eh besoknya dia dateng ke gue. Kenape coba tuh? Kan bikin gue makin ciut, takut salah diagnosa lah, takut gara-gara ngurusin dia gue gak kelar di bagian mana.
 Tapi kan kalo dipikir-pikir lagi, kita mana bisa nantinya milih-milih pasien yang mau bakalan dateng ke praktek kita, pokoknya pasien yang datang ketempat kita musti lah kita rawat. Sama kayak sekarang, kalau mau aman ya lari aja. Tapi kalau mau mikir demi pembelajaran ya musti kita yang rawat atau minimal tanya-tanya dosen lah.
Haaaa... feel so confused

Selasa, 11 Februari 2014

Coass Life: Yaudahlah Ya.

Dalam masa koas, salah satu kata yang sering terucap adalah, "Yaudahlah ya" atau "Duh.."
Kata pertama mengekspresikan sikap pasrah terhadap apa yang akan terjadi. Kata yang kedua menggambarkan kekhawatiran.
Sadar gak sadar, dalam satu hari, pasti adaaaa aja kata-kata itu keluar.
Kadang-kadang bisa karena ntah itu pasien lah, rencana perawatan lah, atau dosen, kita bener-bener merasa takut.
Gue sendiri heran, kenapa bisa jadi orang yang penakut berat kaya gini.
Mau masukin pasien, takut.
Mau nemuin dosen, takut.
Ada pasien, bingung. Gak ada pasien, nangis.
Gak bisa buat RP galau, pas bikin RP galau juga.
Heran sendiri deh. ini hidup kok kaya gini banget yaaakkk....
Ngapa-ngapain aja gak tenang.
Sebenernya, apa sih yang gue kejar? Apa sih yang mau gue kerjain?
Apa aja bingung.
Terakhir kalau udah galau, bawaannya jadi ngungkit-ngungkit masa lalu, langsung deh keluar kata, "Coba kalau..." atau "If only..."
Itu terus, "Coba kalau kemaren gue masukin pasien, Coba kemaren pasien gue bisa dateng sendiri, Coba kemaren gue kerjanya cepet, Coba kemaren gue pinter make waktu, dan lain sebagainya."
Alhasil, karena udah kecapekan mikir, setre, galau, sampailah pada satu kesimpulan. "Yaudahlah ya,"
"Yaudahlah ya, merepet merepetlah situ, toh mau cepat atau lambat bakalan kena repet juga."
"Yaudahlah ya, gak minreq emang udah nasib, kan masih ada taon depan buat ngulang lagi."
"Yaudahlah ya, pasien gak bisa dateng, besok mungkin dia bisa dateng :( "
Aaaaa.... Jujur desperado banget.
Kenapa jadi dokter gigi itu berat banget ya. Ada aja ujian dan batu2 kerikil tajam atau malah batu besar yang ngehalangin dan buat perjalanan gak mulus.
Dan lucunya, hal kayak gini tuh banyak dialami atau malah dialami oleh semua koas. Mau dia anak dosen, mau dia banyak duit dan bisa pake jasa calo pasien, mau dia pinter banget, mau dia dewa banget ngerjain pasien, pasti ada aja masalahnya.
kenapaaaa???

Yaudahlah ya, kan gak mesti juga aku nangis-nangis sambil garuk tembok di pojokan gara-gara semua ini.


Selasa, 07 Januari 2014

Coass Life: Life is Never Flat

Setelah koas, aku tau kalau hidup itu gak bisa diprediksi.
Kaya ujan. Walaupun di ramalan cuaca bilang hari ini cerah, eh tau tau ujan deres dari siang nyampeee malam.
Atau malah sebaliknya. Udah siap-siap bawa payung, berat, eehhh..... cerah.
YA gitu deh.
Udah capek nyari pasien sana sini gak taunya gak minreq lah, pasien gak mau kontrollah, atau sengaja nungguin temen, gak taunya malah temen kita yang duluan kelar.. alamakkk...
Jadi mulai sekarang, harus mulai semangat! musti majuuuu!!!!! Mau temen malas, mau temen rajin, musti caooooo... Good Luck!!!
\