Total Tayangan Halaman

Sabtu, 29 November 2014

Coas Life: Hei Anak Koas!! Mari Berpikir Positif dan Menjadi Manusia yang Cerdas Emosional

Koas adaah suatu proses yang (seharusnya, dan semoga) menjadi tahap yang lebih singkat daripada perkuliahan. Tetapi tantangan dalam koas lebih berat, dan saya sadar setiap orang dibentuk ditempat ini.
Kamu bisa berakhir tragis, menjadi biasa-biasa aja, atau menjadi luar biasa.
Akan tetapi, setiap orang juga akan menilai berbeda tentang koas.
Ada yang begitu berambisi untuk menjadi cepat tamat, ada yang menjalaninya hanya sebagai rutinitas, ada yang menggapnya sebagai batu loncatan untuk menggapai gelar dokter gigi secepatnya, dan ada yang menganggapnya sebagai sebuah proses hidup yang berharga dan harus dijalani dengan cara yang berharga pula.

Dalam koas kita akan bertemu dengan sangat beragam tipe orang. Mulai dari berbagai sifat dosen, ada yang galak, ada yang pemarah, emosian, gampang sensi, ada yang seperti ibu peri, malaikat, atau juga yang bersikap seperti ibu sendiri, sebagai teman, sahabat, atau benar-benar pengajar, dan ada juga yang mungkin sebenarnya tidak tahu cara mengajar yang tepat, atau malah tidak ingin mengajar (sekali lagi, mungkin).
Kita juga akan bertemu dengan berbagai tipe teman koas, mulai dari yang sangat optimis, pesimis, pemalas, tidak pedulian, mudah marah, sensitif, penggosip, cuek, misterius, baik, tukang tipu, tukang pakai calo, si jarang masuk koas,  si perfeksionis, dan yang ingin cepat-cepat tamat.
Termasuk juga pasien, ada yang bawel, resek, curigaan, baik, pengertian, genit, gatel, suka ngasih makanan, suka mintain duit, php, atau yang kerajinan datang.

Dan, ada juga dirimu sendiri.
Bagaimana dirimu menyikapi semua ini?
Akankah dirimu menjadi orang yang akan menyerah di tengah perjalanan? Akankah kau mengganggap koas hanya seperti tempat persinggahan dalam hidupmu, sehingga melalaikan nilai-nilai dan norma yang benar?

Saya memilih menjalani koas ini dengan bermakna.
Di tengah ramainya calo, atau magang (walaupun blm punya str atau sip), dan kerja asal-asalan atau manipulasi, sejauh ini saya berusaha untuk tidak melakukan itu semua.
Dalam nama Tuhan Yesus, Dia akan memberikan saya pasien dan kesempatan untuk lulus tanpa memakai calo.
Dalam nama Tuhan Yesus, saya yakin keuangan saya akan tercukupi dan kemampuan atau skill saya tidak akan mengecewakan pasien saya nantinya meskipun saya tidak ikut-ikutan magang, dan skill saya selama di tempat koas akan mencukupi perbekalan saya dalam menghadapi dunia kerja nantinya.
Dan saya berjanji, akan melayani pasien saya dengan sebaik-baiknya. Saya akan berusaha, seburuk apapun hari yang telah kujalani, saya akan menyambut pasien saya dengan senyum sapa. Tidak hanya dengan tindakan medis, perilaku kita yang ramah dan sopan akan mengobati pasien secara tidak langsung.
Selama koas ini, saya belajar bukan hanya ilmu dan keterampilan, tetapi bagaimana menjadi dokter gigi yang benar-benar berintegritas dan memuaskan bagi pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar