Total Tayangan Halaman

Senin, 18 November 2013

Coass Life: Korban PHP

Scene 1
Roma:    "Kapan kak bisa datang?"
Pasien:    "Besok kak."
besoknya....(sambil sterilisasi alat tiba-tiba sms masuk)
Pasien:   "Kak, maaf baru ngabari, aku gak bisa datang hari ini. Lusa lah ya."
Roma:    "Oke."
Dua hari kemudian.....
Pasien:    "Kak, aku datang jam 8 ya."
Tiga jam kemudian....
Pasien:    "Kak.. aku lupa bawa ktp, jadi gak bisa daftar."
Roma:     "Hmm.. oke lah " (menangis dalam hati)


Scene 2
Pasien:  "Rom, abang datang jumat ya"
Roma:  "Oke bang. Kabari aja nanti kalo udah datang ."
Pasien:  "Paling lama jam tengah 9 abang datang."
Jumat.....(Roma datang jam 8 siap2kan alat)
Jam 9kurang....
Pasien:  "Dek, abang kerja, senin lah ya."
Roma:   "Gak bisa bang, sabtu lah ya."
Pasien:  "Abang ada rapat dek,Senin ya."
Roma:   "Gak bisa bang. Kamis lah."
Pasien:  "Oke bang."
Rabu.....
Pasien:  "Dek, abang kerja jam 10. Jam 2 lah cabut giginya ya."
Roma:   "Klinik dah tutup baaaanggg....."


Dan masih banyaaaakkkk lagiiii...



Sabtu, 09 November 2013

Coass Life : Adorable :)

Tiga hari gak kerja apa2, dan hanya jadi asisteren ataupun premed itu rasanya galauuu... Apalagi jadi orang yang progresnya paling lamabat.huhahu :( Apalagi ada yang bilang aku lebay karena galau gak kerja. Aaaa... Apalagi gak punya uang..... Buaaahhh... Air mata udah mau netes aja bawaannya.

Tapi ada aja hal-hal yang buat tersenyum. Tersenyumnya juga karena dosen-dosen di Bedah Mulut bener-bener favoritos. hihi... Kemarin sempet ada dosen yang clingak clinguk nyariin eugenol, karena dental suplier di kampus masih tutup juga. Dosennya ini bener-bener baik banget, jadi waktu liat dia kebingungan aku bener-bener pengen bantuin, jadinya aku ke konservasi cari eugenol. Pas udah dikonser, ditanyain orang-orang sana, "Ngapain ,Rom?" "Mau minta-minta," aku jawab" haha...

Nah, pokoknya agak lama lah kucari eugenolnya kan, kemudian pas aku balik lagi nganter eugenolnya, si dokter mungkin sebenermya udah gak butuh lagi, jadi berikutnya dia cuma senyum-senyum liat aku keringetan, kasian kali ya dia liat aku. Terus dia bilang, "Yaudahlah sini. Dasar kamu..." Sambil senyum-senyum. Asli ya, berasa sama temen sendiri, nyaman banget ngomong sama dokterku ini. Dokter! Anda sungguh bersahaja :D.

Berikutnya, ada lah temenku si Chris, kan perjanjiannya selesai kerja karena mau persiapan BKGN cuma boleh sampe jam 11, tapi mungkin karena dia baru masukin pasien jadi pas udah mau jam 11 si Chris masih sibuk lah ngebein. Datanglah dosen yang lain, yang kata orang judes, tapi menurutku sih enggak, baik malah :D. Dia bilang ke si Chris, "Bagaimana nak? Perlu saya yang keluarkan giginya?" sambil menghampiri Chris.
"Udah goyang dok giginya," jawab Chris. "Hmm, nak, Saya datang langsung goyang ya giginya." "Iya dok, giginya takut sama dokter." (sangguuppp jawab2 ya Chris. bwahahaha) "Apa nak? Begitu cantiknya saya, masa giginya takut sama saya?" Jawab dokter sambil lalu. Dan kami disekeliling Chris dengan kompak bilang "Cieeee....." (sanggup ya kita cie2in dosen hahahaha)

Dan masih banyaaakkk lagi kejadian lucu berikutnya.
Aaaaa.... galau sih sama pasien, seperti kata salah satu dosen di tempat ini. Kadang-kadang gak ada pasien, adapun pasien rupanya giginya lagi gak bisa dicabut entah karena darah tinggi, DM tak terkontrol, lagi pulpitis akut, ada gangren, Atau dia udah janji datang, udah siap-siap, eehhh... dia PHP gak jadi datang. Atau pas dicabut dianya ketakutan, terus colaps lah, atau dicabut terus gak bisa keluar jadinya dosen yang lanjutin, atau fraktur. Aaaa.... masih banyak lah kegalauan akan pasien. Jadi saran dokterku itu, "Banyak-banyak berdoalah ,dek!"


Kamis, 07 November 2013

Coass Life: Ini Masih Awal

Pasien kedua, dengan kasus gigi 37 nekrose pulpa. Giginya sudah rapuh, dan pasien takut untuk ke dokter gigi. Bahkan ketika di OD pun, ketika sonde masuk mulutnya dia sudah merasa ngeri.

Kumotivasi lah dia supaya berani dicabut giginya. Eeeehhh... ternyata diakhirnya giginya fraktur, :(((
Belum lagi dia tidak mau dikeluarkan lagi giginya. Coba lah.... aku benar kepikiran, karena sisa akar tersebut kan harus dikeluarkan. hiksss....

Rasanya butuh seseorang untuk bercerita. Rasanya butuh seseorang untuk bersandar. Rasanya butuh seseorang yang dengan pedenya bilang samaku, "semua akan baik-baik saja." Rasanya butuh seseorang untuk menepuk kepalaku. Rasanya butuh seseorang yang bisa membantuku melewati masalah ini.

AAAA.... ada pasien pun jadi takut megangnya, takut fraktur. Tapi kalo gak ada pasien, galauuuuu gak ada kerja.

Benar-benar perjuangan yang namanya belajar ini bah. Karena koass yang kita hadapi adalah manusia. Bagaimana kita memotivasi pasien, bagaimana kita harus menghadapi pasien dengan bersahaja. Bagaimana kita harus bijaksana dan benar-benar melakukan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, dan bukan karena sekedar memenuhi minreq. Dan bagaimana dengan melalui profesi dokter gigi nantinya, aku bisa mengabdikan diriku untuk orang banyak.

Ini masih awal, Roma! Kau tidak boleh menyerah. Kau harus semangat dan percaya, setiap masalah pasti ada penyelesaiaannya. Pasienmu, dosenmu, ketakutan2 dan kekhawatiranmu, ataupun masalah biaya dan pengaturan jadwal, dan manajemen pikiranmu!

Dan yang gak kalah penting lagi, harus semakin banyak belajar. Tidak boleh malas. Dan selalu setiap hari harus ada ilmu baru yang kamu dapat. Berdoa juga, karena Tuhan yang akan memampukan segalanya. Amin.


Sabtu, 02 November 2013

Coass Life : Welcome,nak!

Halohaloaloooooooo.......
Sebelum curcol ttg koas aku mau ngasih tau kalo aku udah wisuda SKG. hihi....
Dan sekarang udah mulai koas, dan rasanya wow banget.

Tempat pertama aku koas adalah di BM alias BedahMulut. Ada lah yang agak kaget melihat keberanian siklus kami yang langsung milih BM untuk tempat pertama koas.

Ohya di BM yang dikerjakan adalah pencabutan gigi dan bedah mulut minor atau bedah mulut sederhana, seperti alveolektomi, pengambilan fraktur terbuka, dan odontektomi.

Nah, kemarin itu adalah kasus pertamaku. Kasus pencabutan pertamaku yang rasanya kayak pasien ujian. >.< Karena kasusnya memang seperti minreg ujian. Yaitu kasus nekrose pulpa elemen gigi 46, dimana gigi tetangganya yaitu gigi 44 dan 46 nya masih bagus.

Jadi ceritanya, pasien pertama perempuanku ini gak tau dia adalah orang pertama yang kucabut giginya dan orang kedua yag kusuntik (orang pertama yang kuanestesi adalah partnerku sendiri) Aaaa.... bisa teman bayangkan waktu dia bertanya, "Tapi kaka udah sering lah ya cabut gigi?" Dan aku cuma bisa diam sambil senyam senyum,. hahaha *

Prosedur pertama yang kulakukan adalah persiapan alat, bahan, operator, pasien, termasuk tindakan asepsis intraoral juga pemeriksaan TD pasien. Setelah itu kuanestesi pake blok mandibula dan kuplexus dibagian bukal, dan kutambah sedikit di bagian lingual. Untuk blok mandibula aku pakai 2cc phcaine, dan plexus satu ampul.

Waktu mau anestesi blok mandibula bener-bener deg-degan parah, apalagi kemaren pengalaman pertama ngeblok agak kurang enak. Masa pas aku mau aspirasi ternyata jarumku nyangkut di sarung tangan, *geleng-geleng, untung itu masih belajar. Nah, yang kemarin ini, udah galau banget tuh. Suntik enggak, suntik enggak. Yaudahlah, kusuntiklah sesuai prosedur. Pertama-tama diraba dulu krista buccinatoria dan retromolarnya, terus dari arah berlawanan kusuntik, lalu jarum diluruskan, terus jarum dimasukkan hingga ke daerah gembur, dan asli, kemaren baru aku ngerasain sensasi taktil ke daerah gembur itu, terus aspirasi, dan Puji Tuhan gak ada darah, berarti jarumnya gak kena arteri, terus aku deponir deh. Nah, kemarin kan waktu belajar anestesi, aku terasa kebas setelah sekitar 5menitan tuh, Puji Tuhan si pasien juga begitu, jadi untuk anestesi pertamaku ini berhasil :))

Nah, berhubung kurang persiapan, dan kemarin sempet DBD, jadi waktu belajar entah kenapa agak ngehang lah aku, jadi waktu ngebein, kubein lah searah aksial gigi, kucoba rotasi. Tapi kok gak goyang-goyang juga. Lalu datanglah Mike ngasih tau untuk masukkin bein dari arah mesial. Kulakukan, tapi kok gak goyang-goyang juga ya, terus datanglah Acel membantu juga, dan akhirnya dengan bantuan Acel, aku melihat bifurkasinya. Nah, ternyata giginya anomali, jadi rasio mahkota akar kan biasanya 1:2, eh ini 1:1, jadinya memang bifurkasinya jauh kali. Sumpah ya aku dah sempat putus asa, kok gak goyang-goyang juga giginya. Tapi, pas dah kuliat bifurkasinya, langsunglah kuungkit (Berikutnya kata Acel gigi posterior itu diungkit, bukan di rotasi), kuungkit lah dengan santai. Terus datang si Chris bilang, udah luksasi aja pake tang!. Kucoba luksasi dikit, agak goyang lah.

Berikutnya, aku benar-benar bekerja sendiri. Kubein daerah bifurkasi, kuluksasi lagi pake tang, Terakhir giginya goyang juga,dan Puji Tuhan, anestesinya masih bertahan, jadi kubein dikit lagi, terus kuluksasi dan kutarik pake tang. And you know what? Kar giginya ada 3. Bagus sekali anomalinya. Masa akar yang biasanya 2 ini malah 3. Krik Krik Krik.... Setelah itu aku, dan teman-teman disitu cuma bisa bilang, pantesan susah keluarnya. Wong desain tang umtuk gigi molar bawah kan aja untuk bifurkasi, eh gigi si kawan malah trifurkasi. Pasien pun waktu giginya udah keluar minta liat giginya, dan dia bilang "Kok besar kali gigiku ya kak" "Iya dek, ini kan karena ada akarnya juga, kan kalo dimulut cuma mahkota aja yang nampak".

Terus kuperhatikan akarnya, Puji Tuhan gak fraktur, terus kuasepsis, kumassage gingiva, dan karena kulihat disoket gak ada tulang yang tajam, gak kubonefile (sebelumnya waktu dimassage juga teraba tidak tajam), lalu kuletakkan tampon dan kuberi instruksi pasca pencabutan. Terus kukasih nomorku, dan kubilang kalo berikutnya ada keluhan atau sakit untuk kasih tau ke aku.

Untungnya pasien pertamaku sangat koperatif :)) Bahkan dia mau bayar, tapi karna gak ada kembalian, aku yang bayarin, itung-itung pasien pertama.haha. Si pasien sampe merasa gak enak sendiri, tapi gak mungkin lah kukasih tau dia adalah pasien pertama, ntar jadi ragu pula dia. haha. Semoga pencabutan berikutnya aku bisa lebih tenang dan gak pake dibantu orang lain lagi, Yooooo...haha