Total Tayangan Halaman

Rabu, 22 Mei 2013

Where are you, Mario?


Mario....
Hujan turun lagi...           
Kau dengar Mario? Hujan turun lagi, kubilang.
Mario, ingatkah janjimu sore itu? Ketika kita bersama dibawah paying tenda tempat kita berteduh dari hujan sembari saling mengenggam tangan kita satu sama lain.
Mario, ingatkah janjimu sore itu? Ketika kita saling memandang, tanpa berkedip, seolah-olah kita tak mau melewatkan sedetikpun momen kebersamaan kita ini.
Mario....
Hujan turun lagi...
Hujan semakin deras, dan angin pun semakin kencang.
Apa kabarmu Mario?
Apakah di sana hujan? Atau cerah? Ataukah bersalju??? Aku tak tau, musim apa sekarang di Berlin. Bahkan aku tidak tau apa pun tentang Berlin. Aku hanya tau dua hal. Berlin ada di Jerman, dan dirimu ada di sana.
Mario...
Angin di sini sangat kencang. Aku ingat kamu tidak terbiasa dengan angin kencang. Medan terlalu panas katamu, tapi angin kencang juga tidak sesuai untukmu.
Lucu.... Setiap aku mengingat kamu menggigil kedinginan setiap selesai mengantarku pulang setelah kita berjalan-jalan.
“Percuma badanmu besar, tapi kamu gak kuat kena angin.” Kataku sambil tertawa.
“Apa hubungannya? Kamu kan duduk dibelakangku, jadi angin yang kena ke kamu tak sekencang aku.”Kilahmu.
“Ngeles...wooo...” Ledekku sambil mencubit hidung besarmu.
“Dasar hidung jambu!” Kataku sambil tersenyum melihatmu meringis kesakitan.
“Duh sakit.... Kamu nih kenapa sih senang cubitin idungku...”
“Biarin... weeekk...”
“Raina...Raina..” Katamu sambil tersenyum lembut.
Mario...
Tahukah kamu, setiap melihat tetesan air yang membasahi bumi ini, aku selalu teringat dirimu. Aku teringat dengan kebersamaan kita.
Aku bahkan masih bisa mengingat dengan jelas bentuk hidung jambumu itu, garis bibirmu yang tipis, atau matamu yang sipit tapi dengan bulu mata yang super lentik. Haha...
Mario....
Hujan semakin deras... Dan aku tak bisa kemana-mana...
Seandainya kau ingat janjimu,Mario...
Ingat janjimu untuk mengembalikan payungku.
Pasti aku sekarang sudah bisa pergi ke luar rumah.
“Dasar hidung jambu!”


Medan, 


Kamis, 18 April 2013

22tahun :DD

hip hip hura umurku sekarang udah 22tahun. 22tahun diberkati Tuhan.

Udah makin banyak yang kupelajari, beban dan tanggungjawab yang aku pikul juga makin berat. Tapi aku yakin, semuanya ini akan membuat aku semakin kuat dan dewasa.

Terimakasih buat mama,bapak,adek yang luar biasa sudah ada dalam 22tahun kehidupanku. Terimakasih buat kampusku FKG dan dosen2ku, bahkan fakultas farmasi tempatku penelitian. Kalian yang membuat semuanya jauh lebih indah :).

Dan yang tak terlupakan terimakasih untuk Unit Pelayanan FKG, kelompok kecilku Naomi, dan adik2 kelompokku yang baru, Vivi,Mutia,Ester yang mau memberikan aku kejutan dan doa2 yang membuat aku merasa apa yang kulakukan selama ini benar2 ada dampaknya bagi mereka. Aku benar2 bersyukur diberi kesempatan untuk mendampingi ketiga adik kelompokku yang luar biasa ini, yang ditengah2 kesibukkan kami, mau mengingatkan kakanya ini untuk berkelompok.

Dan eng ing eng...
Untuk menggalaukan masalah TH udah bisa belum woy?whahaha. Keseringan galau nih. Tapi gara2 perbincangan sama Ruth, gue jadi kepikiran sama seseorang (tanggungjawab lo ruth...)

Senin, 18 Februari 2013

S'lalu Kupegang JanjiMU

Saat ku jauh dariMu
Seakan ku mampu
Memilih jalanku sendiri
Dengan kekuatanku
Makin berat langkah kakiku
Menjauh dariMu

Ya Allah angkat bebanku
Melewati masa di hidupku


Sempet down dan males-malesan ngerjain skripsi, dan merasa keadaan bener-bener gak adil, tapi.......
       
Kau peluk erat diriku
Tak melepaskanku
Membelaiku dengan kasihMu
Tenanglah jiwaku
Kuingin dekat denganMu selagi ku ada
Kutaruh masa depankku ditanganMu Tuhan


Karena aku percaya kalau masalah skripsiku jauh lebih kecil daripada Tuhanku yang lebih besar, yang udah berkorban buat kita semua yang percaya padaNya. Jadi selalu berusaha dan tetap berdoa, serta percaya akan janji keselamatanNya.


S'lalu kupegang janjiMu
Kupercayakan firmanMu
Tanpa ku melihat tanganMu
Yang berlubang paku
S'lalu kupegang janjiMu
Kupercayakan firmanMu
Tanpa ku melihat tangaMu
Yang berlubang paku
Hidupku Tuhan pasti Kau pulihkan