Total Tayangan Halaman

Jumat, 16 Mei 2014

My Polar Bear 1

Halo beruang! Ini aku belalang. Aku tau sejak awal kalau kamu itu berbeda. Kamu istimewa dan sangat menyenangkan.
Halo beruang! Aku ingin kamu tau, bahwa aku selalu melihatmu, andaikatapun kau tak menyadari kehadiranku.
Halo beruang! Ntah mana yang lebih sakit, tak melihatmu lagi atau melihatmu selalu dari jauh.

Jumat, 18 April 2014

Being 23rd


I'm getting older.
Dan sekarang makin bertambah syukurku padaMu, Tuhan.
Makin besar kurasakan kasihMu padaku.
Bertambah lagi usiaku, mengingatkanku bahwa sudah 23 tahun engkau selalu menyertai hidupku, bahkan sebelum aku dilahirkan didunia ini, Engkau sudah menentukan jalan hidupku.
Kubersyukur Tuhan, karena sebagai seseorang yang sudah bisa dianngap dewasa secara jasmani, aku sudah mengenalMu secara pribadi.
Walaupun aku sering jatuh, tapi tak sekalipun Engkau meninggalkanku. Selalu dan selalu, ya Tuhan... Engkau kembali mebimbingku dan membawaku kembali pulang.
Aku layaknya domba yang hilang yang tak Kau biarkan dari kawanan, tapi tetap Engkau dengan sabar membimbingku dan menggendongku di saat-saat tersulitku sekalipun.

Aku mengucap syukur ya Tuhan, untuk semua yang aku miliki, untuk tubuh yang sempurna, untuk bibir yang masih berucap, untuk mata yang masih bisa melihat indahnya karya penciptaanMu dalam hidupku.
Aku bersyukur Tuhan, untuk orang-orang yang berada di sekelilingku. Aku percaya, semua tidak ada yang sia-sia. Mereka yang mengasihiku dengan tulus, ataupun mereka yang membenciku, aku percaya mereka semua berada di hidupku untuk sebuah rencana indah yang menanti dalam hidupku.
Aku bersyukur Tuhan, untuk orangtuaku, Danner Napitupulu dan Rediamseh Sianturi yang selalu ada, di saat aku menangis, tertawa, aku jatuh, dan berhasil, mereka selalu ada. Terimakasih Tuhan, kedua orangtuaku masih diberi kesehatan dan semoga mereka diberi umur yang panjang. :)
Aku bersyukur untuk adikku satu-satunya, Artauli Elizabeth Napitupulu. Kubersyukur Tuhan, di usianya yang masih muda, dia sudah bisa memahami tentang bagaimana menghargai hidupNya menjadi seseorang berkenan dihadapanMu. KiraNya Tuhan lah yang selalu menjadi penopang dan tujuan hidupnya.


Aku mengucap syukur Tuhan, untuk teman-teman yang mengasihiku. Ada teman satu kelompok, Debora, Yulisha, Yohana, Bekka, dan Juliana, dan PKK kami dari ka Nike, ka citra, bg Muktar, dan sekarang ka Juli. Terima kasih Tuhan, karena melalui perkenalan dengan mereka dan doa-doa dari mereka jugalah aku bisa semakin bertumbuh. Kiranya kami semua bisa menjadi mempelai wanita yang setia menungguMu.

Aku bersyukur buat buat adik-adik kelompokku, yang mengasihiku. Ada Ester, Vivi, dan Mutia. Sungguh Tuhan, mereka juga menjadi sumber semangatku untuk semakin semakin dekat padaMu.

Bersyukur untuk semua teman-teman di Dcinamote, terutama Epifeni. Trims fen, untuk persahabatan yang kauberikan. Secara tidak langsung, kau juga sering mengingatkanku untuk tetap teguh dalam Kristus.

Terimakasih buat UP FKG: Ruth, Dewi, Ester, Acak, Simon, Lisna, Faber, dan semua semuanya... Semangat para pelayan Allah!

Buat teman-teman lainnya, yang masih ingat ulangtahunku, yang masih mau ngucapin selamat ulangtahun (ntah gak sengaja buka FB terus tau aku ulangtahun atau karena aku sendiri yang ngingatin ). Ada Paul, Bg Setia, Imam, Syafiq, Toni, Bg Bona, Richardo, Cahya, Dina, Putri, Ruth, Kak Iyen... Thankyou guyss...


T.H.A.N.K.S  G.O.D
I  L.O.V.E  Y.O.U


R.O.M.A
23 tahun

Jumat, 14 Februari 2014

Coass Life: Pasien

Kali ini kita akan membahas tentang tipe-tipe pasien berdasarkan sumber dia datang.
1. Pasien bawa sendiri
2. Pasien calo
3. Pasien klinik

Dimulai dari pasien bawa sendiri, udah jelaslah ya, pasien tipe ini biasanya kita yang bawa atau cari sendiri. Bisa karena kita yang cari-cari pasien, atau orang sekitar kita yang memang minta dirawat sama kita. Jadi pasien itu udah kita kenal sebelumnya, dan kelebihannya sebelum kita bawa ke klinik udah tau kira-kira apa kelainan giginya dan apa rencana perawatan yang akan kita lakukan. Kekurangannya kalo dia orang yang kurang kooperatif, walaupun udah kenal pun sebelumnya jangan harap bisa jadi kooperatif, juga kalau kita sempat gagal atau ada lah kesalahan yang kita lakukan, pasti beban moralnya gede banget tuh, bukan kalo pasien lain kita gak ada beban moral, tapi kebayang gak sih kalo yang kalian rawat itu pacar atau gebetan, atau sodara kalian sendiri terus misalnya tambalan kalian berantakan kayak ubi, atau pasca ekstraksi bibirnya jadi kena ulcer dimana-mana, baahhh... tiap liat wajahnya yang manyun liat muka kita gara-gara gak puas sama perawatan kita pasti bisa bikin kita down lagi dan lagi.

Yang kedua pasien calo, kalo udah ada kata calo, udah pasti artinya perantara. Jadi pasien tipe ini nantinya dicariin dianter jemput sama pasien. Kelebihannya, gak perlu capek nyari-nyari pasien sampe keliling dunia. Cukup duduk, terus sms, telpon, atau bbman sama si calo, pesen deh pasien apa yang kita mau. Kekurangannya, duit abis, kere, kantong kering, dan pasien yang dia bawa rata-rata money oriented, jarang mereka mengerti kepentingan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, yang penting kalo dia rajin gosok gigi dapet duit aja. Atau kadang-kadang si calo salah bawa pasien, yaiyalah kita aja kadang2kadang bingung sama diagnosa si pasien, apalagi si calo???!

Nah yang ketiga pasien klinik. Rata-rata pasien datang ke klinik rumah sakit pendidikan karena dia udah merasa sakit, pengen dapet perawatan yang murah atau gratis, atau karena rujukan dari rumah sakit tapi biasanya ini pasien dokter, atau udah pernah di rawat di rsgmp dan merasa puas jadi pengen balik lg ke situ deh. Kelebihannya, biasa si pasien mau bayar sendiri,  lah wong dia juga dateng sendiri kan, terus ada juga yang kooperatif karena kan dia datang karena emang mau dirawat. Kekurangannya adalah, selamat buat yang dapat pasien klinik yang kasusnya aneh-aneh, yang susah didiagnosa atau susah buat rencana perawatannya. Kaya gue nih udah keberapa kali dapat pasien klinik yang bikin gue musti puter otak mikirin kebutuhan pasien dan mikirin jumlah waktu yang gue butuhkan untuk ngerawat dia dan kira-kira nasib minreq gue kaya gimana. Dan percaya gak percaya pasien tipe ini semakin lo hindarin semakin sering dia datang. Wkwk. Semakin lo kejar dan lo bilang, bu besok dateng lagi ya bu, kemungkinan dia besok malah gak dateng, males bolak balik. Pernah gue ampe ngarepin pasien kaga balik ke gue malah. Soalnya dia semalam sebelumnya baru ke dokter gigi buat dirawat, eh besoknya dia dateng ke gue. Kenape coba tuh? Kan bikin gue makin ciut, takut salah diagnosa lah, takut gara-gara ngurusin dia gue gak kelar di bagian mana.
 Tapi kan kalo dipikir-pikir lagi, kita mana bisa nantinya milih-milih pasien yang mau bakalan dateng ke praktek kita, pokoknya pasien yang datang ketempat kita musti lah kita rawat. Sama kayak sekarang, kalau mau aman ya lari aja. Tapi kalau mau mikir demi pembelajaran ya musti kita yang rawat atau minimal tanya-tanya dosen lah.
Haaaa... feel so confused